Jumat, 24 April 2015

laporan kimia titrasi

ini lanjutan laporan yang kemarin

Titrasi

     I.               Tujuan
Siswa dapat mengetahui kadar atau konsentrasi suatu larutan.

      II.          Landasan teori
Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton dan lain-lain.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquades dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. (Brady, 1999).
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.
Rumus sederhana pengenceran sebagai berikut :
                              M1V1 = M2V2

 
 




Keterangan:
M1       = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1        =  Volume larutan sebelum pelarutan
M2       = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2       = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

   III.                                  Alat dan Bahan
·         Larutan NaCl 0,1 M
·         Aquades
·         erlenmeyer
·         labu ukur
·         pipet
·         gelas kimia
·         botol larutan





   IV.                                  Langkah Kerja
1.      Lakukan perhitungan pengenceran
2.      Masukan larutan NaCl 0,1 M pekat ke labu takar
3.      Tambahkan pelarut sampai leher labu takar
4.      Kocok  hingga homogen
5.      Tambahkan pelarut sampai batas 250 mL
6.      Tutup dan kocok lagi
  V.                                       Hasil Pengamatan

No.
Larutan NaCl yang digunakan
Larutan aquades yang diguakan
1.
62,5 mL
187,5 mL

VI.                                       Analisis Data
1.      Buatlah 250 mL larutan NaCl 0,025 M dari larutan NaCl 0,1 M
Jawab :
M1 .V 1 . n1          =     M2 . V2 . n2
0,025 . 250      =      0,1 . V2
                  6,25     =      0,1 V2
        62,5 mL   =     V2
Laritan pelarut (aquades) :
= 250 – 62,5
= 187,5 mL
Larutan = V terlarut + V pelarut
             = 62,5 + 187,5
             = 250 mL

VII.                                       Kesimpulan
Untuk dapat mengetahui kadar atau konsentrasi suatu larutan menggunakan rumus titrasi yaitu:
                 M1V1 = M2V2


 



Keterangan:
M1       = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1        =  Volume larutan sebelum pelarutan
M2       = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2       = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan



note: daftar pustakanya nyambung dengan yang kemaren...
semoga bermanfaat.... 






Rabu, 22 April 2015

indikator asam basa

semoga bermanfaat...




Indikator Asam-Basa

     I.               Tujuan
Mempelajari berbagai larutan asam-basa dengan beberapa indikator dan berbagai jenis alam yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa.

  II.               Landasan Teori
Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak dulu. Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk zat yang rasanya pahit. Pada 1777, Lavoisier  menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam senyawa asam. Pada 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain, yaitu HCl dalam air dapat bersifat asam, tetapi tidak mengandung oksigen. Seiring perkembangan zaman teori-teori mengenai asam basa pun ikut berkembang dan saling melengkapi satu sama lain.
A.    Teori Asam Basa Arrhenius
Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer dan berbagai bahan lain), sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti bersabun).Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.
Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion H+.
Sifat-sifat asam diantaranya adalah:
a.       Terasa masam
b.      Bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain)
c.       Terionisasi menghasilkan ion H+
d.      Memiliki pH < 7
e.       Memerahkan lakmus biru
Contoh senyawa yang termasuk pada asam, yaitu:
·         HCl
·         H2SO4
·         CH3COOH
·         H3PO4
Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH-.
Sifat-sifat basa diantaranya adalah:
a.       Terasa pahit
b.      Bersifat kaustik (licin seperti bersabun)
c.       Terionisasi menghasilkan ion OH-
d.      Memiliki pH > 7
e.       Membirukan lakmus merah

Contoh senyawa yang termasuk pada basa, yaitu:
·           NaOH
·           Ba(OH)2
·           NH4OH
·           KOH


B.     Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Menurut Bronsted Lowry,asam adalah zat yang dapat memberi proton,sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton.Jadi asam=donor proton,basa=akseptor proton.
Konsep asam basa ini lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius karena:
1)      Konsep asam basa Bronsted Lowry tidak terbatas dalam pelarut air,tetapi juga  menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2)      Asam basa Bronsted Lowry dapat berupa kation atau anion.Konsep ini dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl,di mana pembawa sifat asamnya adalah NH4+ yang dalam air dapat melepas proton.

C.    Teori Asam Basa Lewis
Lewis memberikan pengertian asam dan basa berdasarkan serah terima pasangan elektron,yaitu:
Asam = akseptor pasangan elektron
Basa = donor pasangan elektron
Konsep ini dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bersuasana asam basa walaupun tidak melibatkan proton ion H+.
Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat termasuk larutan asam atau larutan basa.
1.      Indikator Buatan
Salah satu indikator buatan asam basa yang biasa digunakan adalah kertas lakmus,kertas indikator uiversal,dan larutan indikator universal. Lakmus berasal dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih sukar teroksidasi dan menghasilkan perubahan warna yang jelas.
2.      Indikator Alami
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan yang di dapat dari alam seperti tumbuhan .Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga mawar, bunga kamboja, bunga kenanga, bunga anggrek hutan, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa  yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa.

  1. Alat dan Bahan
·                Pipet
·                Alu dan lumpang
·                Plat tetes
·                Bunga sepatu
·                Air
·                Tabung reaksi
·                Larutan larutan bersifat asam, basa, dan netral


  1. Langkah Kerja
1.              Menghaluskan beberapa helai mahkota bunga sepatu
2.              Tambahkan air kira-kira 5 mL air suling dalam limpang porselen.
3.              Tempatkan air bunga ini ke dalam dua tabung reaksi masing-masing sebanyak 1 mL.
4.              Ke dalam tabung pertama, tambahkan beberapa tetes larutan K, tabung kedua larutan L, dan tabung ketiga, larutan M.
5.              Guncangkan tabung
6.              Kemudian amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

  1. Hasil Pengamatan

No
Nama Bunga
Larutan
Hasil Berubahan Warna
1.
sepatu
K
Hijau
2.
sepatu
L
Merah
3.
sepatu
M
Tidak berubah

  1. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan setelah melakukan percobaan ini adalah
1.      Bahwa berbagai larutan asam-basa dapat diketahui tidak hanya menggunakan indikator butan sajamelainkan dapat menggunakan indikator alam yaitu tumbuhan misalnya mahkota bunga sepatu.
2.      Larutan asam akan membuat larutan ekstrak bunga menjadi warna merah , larutan basa menjadi hijau, dan larutan netral tidak merubah warna.







Daftar Pustaka

Mita Malinda. 2014. Mempelajari Indikator Asam-Basa dari Bahan-Bahan Alami . Diunduh dari file:///F:/kimia%202015/My%20Lovely%20%20Mempelajari%20Indikator%20Asam-Basa%20dari%20Bahan-Bahan%20Alami.htm pada tanggal 26 Maret 2015.

Mahar. 2014. Laporan Praktikum Indikator Alami Asam Basa. Diunduh dari file:///F:/kimia%202015/Try%20ToBe%20Easy%20Please%20Join%20Us%20at%20Here%20%20%20%20%20.%20..%20.%20%20%20%20%20Welcome%20to%20ChemIs.htm pada tanggal 26 maret 2015.

Anonim. 2013. Pengenceran Larutan. Diunduh dari file:///F:/kimia%202015/Pengenceran%20Larutan%20~%20Lansida.htm pada tanggal 26 Maret 2015.


Dream hunter. 2014. Pembuatan dan Pengenceran Larutan.diunduh dari file:///F:/Dream%20Hunter%20%20PEMBUATAN%20DAN%20PENGENCERAN%20LARTAN.htmU pada tanggal 26 Maret 2015.